Indari Mastuti Tips Menulis Agar Jadi Profesi

Indari Mastuti Tips Menulis Jadi Profesi
Sumber: Indari Mastuti Blog


Menulis menjadi profesi, tentunya merupakan impian bagi seorang penulis. Namun, banyak juga di antara penulis yang menganggap hal tersebut sulit untuk dicapai bahkan mustahil untuk mencapainya. Ada yang belum mencapai ke sana karena tidak dapat melihat peluang yang ada, tetapi banyak juga yang memang “beralasan” dan tidak mau menjalankan proses.

Melanjutkan artikel saya sebelumnya tentang hobi nulis hingga menjadi profesi, kali ini saya akan membagikan tips bagaimana caranya agar menulis dapat menjadi sebuah profesi ala Indari Mastuti, founder Indscript Creative. 

10 TIPS AGAR MENULIS JADI PROFESI 


1. Bangun Mimpi
Tanyakan kepada diri sendiri. Apakah saya punya mimpi untuk dapat berprofesi jadi penulis dan berapa penghasilan yang ingin didapatkan dari profesi menulis? 

“Membangun mimpi itu sangat penting, dari mimpi inilah akan terwujud semangat dan motivasi diri untuk lebih giat berusaha. Salah satu contohnya adalah, ingin berpenghasilan 10 juta dari menulis, maka kita akan terpacu untuk mencapainya,” ucap Indari Mastuti pada online meeting program ODOA Indscript Creative.

2. Konsisten
Konsisten untuk apa? Jelas konsisten untuk latihan menulis dengan tujuan meningkatkan kualitas tulisan. Karena yang akan dijual adalalah tulisan, penting sekali untuk berlatih menulis agar makin mahir.

Seperti program ODOA atau One Day One Article yang diadakan oleh Indscript Creative. Program selama 30 hari ini dirancang agar penulis konsisten dan tentunya mengasah skill menulis serta menaikkan kualitas tulisan.

3. Cari Celah
Pandai mencari celah atau peluang pekerjaan apa saja yang mampu dilakukan yang sesuai dengan skill. 

“Di Indscript Creative, banyak sekali peluang yang dapat diambil. Misalnya dari penulis artikel ternyata bisa juga untuk mencoba menjadi layouter, juga desain cover buku,” jelas Indari Mastuti.

4. Terus Belajar
Terus belajar untuk menambah kemampuan. Seperti pada poin 3, bahwa banyak celah di dunia kepenulisan dan penulis akan tertinggal dengan rekan lainnya jika tidak ada kemauan untuk belajar.

5. Berani
Berani mencoba hal-hal baru. Salah satu contohnya adalah, dalam program ODOA yang diadakan Indscript Creative, pesertanya selalu diminta untuk membuat artikel dengan berbagai topik. Mulai kesehatan, kehamilan, perbankan, kecantikan, sampai kelas bisnis. Jangan menghindari topik-topik yang dirasakan kurang dipahami, tetapi cobalah untuk tetap menuliskannya menjadi sebuah artikel. Karena hal tersebut akan membuat penulis menguasai berbagai bidang atau bahan penulisan.

“Nambah lagi ilmu dengan belajar menulis berbagai topik,” imbuh Indari Mastuti.

6. Bangun Portfolio
Bangun dan terus perbaharui portofolio karya-karya tulisan yang telah dibuat. Indari Mastuti sendiri menganjurkan untuk menggunakan fasilitas landing page Tribelio untuk membuat portfolio

Indari Mastuti menjelaskan, bahwa Indscript Creative menggunakan Tribelio Page untuk program-program kelasnya. Penulis juga sangat dianjurkan untuk membuat landing page untuk memudahkan client melihat profile serta portfolio para penulis Indscript.

Contoh landing page Tribelio di sini 

7. Miliki Target yang Jelas
Sebagai penulis harus mempunyai target yang jelas, berapa lama akan mencapai impian, berapa banyak penghasilan yang ingin didapatkan.

8. Libatkan Tim
Ketika akhirnya pekerjaan sudah banyak, sangat perlu untuk menyiapkan tim pendukung. Misalnya saja ketika order tulisan sudah mencapai 10-20 artikel per hari, tentunya akan perlu orang lain untuk membantu pekerjaan pembuatan artikel tersebut sehingga dapat selesai deadline 20 artikel per hari.

Baca juga: Rahasia Konsisten Menulis dengan Mengikuti Program ODOA


Sebagai tambahan, saya menyarankan teman-teman untuk mengikuti kelas-kelas menulis seperti kelas menulis bareng dengan hasil buku antologi ataupun kelas blog dan kelas terbaru dari Indscript Creative yaitu kelas menulis artikel. 

Selain itu, cobalah untuk mulai memikirkan membuat buku solo (buku karya sendiri). Untuk langkah awal bisa menggunakan jasa indie publisher untuk menerbitkan buku. 

“Nggak perlu risau kalau buku terbitnya bukan di penerbit mayor, tetapi di indie publisher. Karena dari pendapatan juga hasilnya yang menentukan bukan penerbit mayor atau indie publisher, tetapi dari penulis sendiri, jago nggak jualan bukunya,” kata Indari Mastuti menyemangati peserta dalam online meeting.

Baca juga: Indari Mastuti Dari Hobi Menulis Hingga Menjadi Profesi 

Share:

0 comments