Kisah Eril, dari Swiss Sampai Indonesia

Kisah Eril dari Swiss Sampai Indonesia
Sumber: Tribun Pontianak

Kisah Eril atau Emmeril Kahn Mumtadz menjadi berita viral bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di Swiss.

Peristiwa hilangnya Eril selama kurang lebih empat belas hari telah membuat Indonesia berkabung, khususnya masyarakat Jawa Barat.

Swiss dan Sungai Aare menjadi tempat yang tidak akan terlupakan bagi keluarga Eril.

Indari Mastuti, Founder Indscript Creative, kemudian menggagas agar kisah Eril diabadikan dalam sebuah buku berjudul Dear A Eril.

Mencari Universitas di Swiss

Sebenarnya apa yang membuat Eril pergi ke Swiss?

Eril, Ibu, Adik, dan temannya pergi ke Swiss untuk mencari universitas karena Eril akan melanjutkan jenjang pendidikan S2. Dari video yang diunggah di YouTube Mjestex Channel, selain untuk kepentingan studinya, Eril juga menemani sang adik, Zara, yang juga akan melanjutkan jenjang pendidikan S1 di sana.

Eril merasa khawatir jika adiknya berada di luar negeri sendirian sehingga berniat untuk menemani.

Pada waktu senggang, keduanya bersama seorang teman berenang di Sungai Aare, Bern Swiss.

Dari sinilah kisah Eril dan Sungai Aare dimulai.

Sungai Aare

Disebutkan dalam Wikipedia, Aare atau Aar adalah sungai yang terletak di Swiss. Sungai Aare memiliki panjang 295 Km dan airnya mengaliri area seluas 17.779 Km persegi. Sungai ini mengalir dari Kanton Bern, melewati Brienzersee dan Thunersee, lalu bertemu dengan Sungai Rhein di dekat kota Waldshut, Jerman.

Berenang di Sungai Aare termasuk dalam daftar tradisi Swiss yang ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2017.

Sungai Aare menjadi tempat bagi masyarakat untuk berenang dan arung jeram. Sungai Aare juga menjadi tempat mengukir rekor dunia kegiatan arung jeram ketika sebanyak 1.244 orang secara bersamaan mengarungi sungai tersebut dengan perahu karet pada tahun 2012.

Bahkan, melompat di Sungai Aare merupakan satu pengalaman yang harus dilakukan di Bern bagi pengunjung yang bisa berenang. Bisa dikatakan, pengunjung yang benar-benar mengenal kota ini harus pergi ke Sungai Aare.

Sungai Aare juga mempunyai kualitas air yang sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan tes sampel air oleh Uni Eropa pada tahun 2016.

Sungai ini sempat menjadi sumber energi kereta gantung Marzilibhan yang merupakan kereta gantung terpendek di Swiss dengan panjang 105 meter.

Dari berbagai hal tentang Sungai Aare, tidak heran jika Eril, adik, dan temannya juga ingin merasakan berenang di Sungai Aare yang bersih dan indah.

Namun, dalam salah satu review pengunjung disebutkan bahwa Sungai Aare dihantui oleh arwah-arwah, yang menyebabkan adanya korban di sungai tersebut.

This river is haunted by spirit. it is cursed, that's why it eat 40 poor soul a year. as a vacation spot, the safety measure is laughable. this review is for would be tourist, stay away from this cursed river. the river could eat your children too. -Chrisa Thian - From Google Review of Aare River-

Tidak disangka, pada akhirnya kisah Eril dan Sungai Aare ini menjadi kisah sendu bagi masyarakat Indonesia.

Indonesia Mengenang Eril

Seluruh masyarakat Indonesia berkabung atas kepergian Eril.

Ungkapan hati atas kepergian Eril tersebut pun diabadikan dalam buku Eril oleh 54 penulis wanita yang tergabung dalam Indscript Creative.

"Dalam buku Dear A Eril ini, kami abadikan kenangan tentang Eril," ucap Indari Mastuti, yang merupakan Founder Indscript Creative serta salah satu penulis dalam buku tersebut.

Buku Eril ini telah diserahkan oleh Indari Mastuti kepada Ridwan Kamil dan keluarga minggu lalu.

"Buku Eril rencananya akan dibagikan pada acara tahlil 40 harian Eril," lanjut Indari Mastuti.

Baca juga: Dear A Eril: Menuju Gerbang Berlian

Sudah sepantasnya kisah Eril ini diabadikan dalam sebuah buku. Indari Mastuti pun berharap buku Eril ini dapat menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Share:

2 comments

  1. Anonymous9:47 PM

    Saya tidak terbayang betapa bedukanya keluarga Kang Emil. Namun sosok Erilm memberikan hikmah dan tauladan yang sepatutnya kita dapat tiru kebaikannya.

    ReplyDelete
  2. Menurutku ini kisah yang cukup heroik juga ya kak. Perjalanan panjang buat keluarga hingga masyarakat dalam dan luar negeri. Banyak hikmah yang bisa kita petik.

    ReplyDelete