MANDA = MONSTER

Bukan permainan bukan juga jokes judul yang kubuat di tulisan ini. Satu pertanyaan awalnya yaitu : “Pernahkah merasakan hilang kesabaran pada si kecil..? merasa kesal,jengkel,emosi dan rasa yang sejenis”. Itulah yang terjadi pada ku kepada anakku beberapa minggu yang lalu. Kejadian dimana aku berubah menjadi monster yang mengerikan bagi anakku. Di suatu malam sepulang kantor, setelah menghabiskan waktu bermain dengan anakku tibalah saat untuk tidur. Sebetulnya sudah berusaha ku redam kesal yang kurasakan dalam hati dengan 3 ulah yang dilakukan anakku.
Kekesalan pertamaku
Sebelum dipakaikan pampers ku tanyakan padanya apakah dia ingin poop dulu ? katanya “ enggak manda”, okay.. yuk kita pake pampers. Tapi apa yang terjadi, 5 menit kemudian dia poop. Well that’s fine, come on kita cuci – cuci dulu di kamar mandi, yang terjadi adalah anakku main keran dan ciduk dan siram sana – sini sampai bajunya basah semua. Walaupun jengkel & lelah ku berusaha menenangkan diri.

Menuju kekesalan keduaSudah selesai, badannya sudah dikeringkan dengan handuk, kubawa dia ke kamar, kutinggal sebentar untuk mengambil baju tidurnya, dan ketika ku kembali ke kamar apa yang terjadi.. oo la la… bedak salicil dengan kemasan kardus bulat sudah berada di tangannya, terbuka dan berhamburan di seluruh meja rias dan tempat tidurku…. Aku mulai loosing control.. perlahan – lahan aku menjadi monters… kuambil bedak yang bertaburan di meja rias, kupoles – poleskan ke wajahnya “ seneng adek buat manda capek..!! seneng… !!“ kemudian kurebut sisa bedak ditangannya dan kusiramkan ke rambutnya !! wajah dan tubuhnya dalam sekejap menjadi putih bak casper karena bedak – bedak itu sudah berpindah tempat bukan lagi di meja rias atau di kasur namun dari ujung rambut hingga ujung kaki anakku. Sekilas kuliat mata berkaca – kaca namun air mata itu tidak menetes.

Kekesalan puncak yang tak tertahankan
Kupakaikan kembali pampers untuknya, namun tidak bisa merekat (pampers all night gak magic stamp ) akibat bedak – bedak itu… kucoba merekatkannya dengan lakban, namun usahaku ternyata sia – sia, dan itu adalah lakban terakhir yang ada. Oke…. Aku ambil yang baru saja pikirku and it’s done. Merekat dengan sempurna… kucari baju tidur anakku yang tadi kuletakkan somewhere di daerah tempat tidur, hanya sebentar mungkin dalam hitungan detik kutolehkan kepalaku dan kujangkau baju tidurnya, dan yang kulihat adalah anakku sedang mencongkel – congkel sisi pampers yang sudah rekat bermaksud ingin mencabutnya. Tak bisa kutahan lagi amarah dan rasa kesal yang sudah menumpuk itu, ku daratkan cubitan keras di paha kanannya, dan saat itu juga anakku mulai menangis histeris dan aku pun menangis…. Tangisan anakku yang tadi tertahan dan tangisan amarahku yang sejak tadi ku tahan… Jadilah aku monters bagi anakku malam ini…

Kemudian saat – saat tidur kami menjadi moment yang paling sepi dari malam – malam sebelumnya. Tanpa canda tawa, no story telling atau menyanyikan lagu – lagu favoritnya. Aku bertanya padanya “ adek sakit ya dicubit manda..?”, “ dia hanya mengagguk”, aku bertanya lagi “ adek tau kan kenapa manda marah?” dia kembali mengangguk dan kali ini bersuara “ iya, hana nakal”, “ iya, manda marah karena adek nakal. Sekarang adek gak bisa pakai bedak lagi deh, habis ditumpahkan adek. manda minta maaf ya sudah cubit adek “, dia mengangguk lagi “ aku aap juga ya manda” ( aku minta maaf juga ya manda ). Dia mencium tanganku dan aku mencium keningnya. “Janji ya nak jangan nakal lagi, manda sayaaanngg seekkaalliii sama adek. Adek sayang kan sama manda?” kembali tanpa suara hanya anggukan yang kudapati.


Dalam hati aku merasa berdosa kepada anakku dan kepada suamiku yang sedang berada di tengah lautan sana dan kukirimkan sms kepadanya –maafkan manda ya pan, malam ini manda sudah menjadi monster buat buah hati kita. Memang manda yang salah, kurang sabar dan kurang memahami anak kita. Manda cukup paham kalau sebetulnya dia hanya mencoba mencari perhatian dari waktu – waktu yang manda sibuk, apalagi saat ini kamu jauh… gak banyak pilihan buat anak kita, cuma manda,manda dan manda lagi. Mudah – mudahan kamu bisa memahaminya, I miss you very much- ku matikan lampu kamar, dan kami mulai berbaring di dalam kegelapan sambil memanjatkan do’a memohon ampunan & perlindungan dari Allah SWT.

Share:

5 comments

  1. Tetap sabar ya manda.. seusia Hana memang sangat membutuhkan perhatian, dan jika perhatian tersebut tidak didapat, dia akan mencoba merebut perhatian dengan cara yang 'aneh'. maklumin ya... jaga kesabaran dan tetap tenang dalam situasi dan kondisi apapun.

    ReplyDelete
  2. Anonymous4:30 PM

    To Manda...
    kadang memang si Kecil suka berulah di saat2 kita lagi letih-letihnya. Bener kata temen mu,Hera.
    Harus dimaklumi. Kita yg hrs coba utk kontrol diri.
    Marah boleh, tp usahakan jgn main tangan apalagi Kriwil msh kecil.Kalau memang Manda cape sepulang kerja, coba minta tulung babysitter utk bersih2 si Kecil. Toh kamu jg ada disitu nemenin si Kriwil...ya kan?

    Terus terang, aku bacanya sampai terharu yg disaat Manda ngbrl dgn kriwil, dan kriwil minta maaf.
    Sungguh kepolosan dari seorang anak kecil...
    Sabar yaa Manda..

    ReplyDelete
  3. hiks... sedih bacanya neh...
    emang sih ngadepin anak sendiri bikin kita tambah sensi. Yg sabar ya manda...pasti manda bisa koq:)

    ReplyDelete
  4. :)... pasti lo udh tauk sekarang solusi ngadepin si Hana :D...

    ReplyDelete
  5. Anonymous1:18 PM

    Halo mom, slm kenal yah banyak sabar dlm merawat anak yah...

    Pengalaman sy anak ke1, marah2 mulu...even ud minta maaf, tp luka di hati anak seperti lubang paku yg tdk bisa ditutup kembali...

    Itu trus yg sy inget kalo marah ud dipuncak....hope it works

    ReplyDelete